78 Persen Lebih Tinggi Pada Perokok yang Masih Aktif
Dari tahun 1991-2005, para peneliti ini telah meneliti 78.582 wanita dari Nurses’ Health Study II untuk menentukan kaitan status merokok, lama dan intensitas merokok, berhenti merokok dan paparan terhadap asap rokok secara pasif, terhadap penyakit psoriasis.
Selama 14 tahun periode studi, ditemukan terdapat 887 kasus psoriasis. Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah merokok, risiko psoriasis 37 persen lebih tinggi pada mantan perokok dan 78 persen lebih tinggi pada perokok yang masih aktif merokok.
Para peneliti juga menemukan bahwa paparan asap rokok secara pasif selama kehamilan atau pada anak-anak dikaitkan dengan peningkatan risiko psoriasis. Jadi risiko psoriasis meningkat dengan lama, intensitas dan jumlah rokok yang dihisap dan risiko menurun dengan peningkatan lama waktu berhenti merokok.
Menurut Dr. Hyon Choi, ketua peneliti, berhenti merokok juga menyebabkan outcome klinis secara keseluruhan lebih baik pada pasien psoriasis, yang sering menderita penyakit lain. Oleh karena itu, pasien psoriasis direkomendasikan untuk berhenti merokok demi kesehatan secara umum dan untuk membantu mengurangi gejala psoriasisnya. (ITOK)
Psoriasis adalah sebuah penyakit lain yang dikaitkan dengan merokok. Demikian sebuah studi di Amerika Serikat yang mengkaitkan efek merokok terhadap penyakit psoriasis.
Para peneliti Amerika Serikat menemukan bahwa perokok berat mempunyai risiko lebih besar terkena kelainan kulit tersebut. Risikonya akan menurun hingga sama dengan risiko pada mereka yang bukan perokok setelah 20 tahun berhenti merokok. Dari tahun 1991-2005, para peneliti ini telah meneliti 78.582 wanita dari Nurses’ Health Study II untuk menentukan kaitan status merokok, lama dan intensitas merokok, berhenti merokok dan paparan terhadap asap rokok secara pasif, terhadap penyakit psoriasis.
Selama 14 tahun periode studi, ditemukan terdapat 887 kasus psoriasis. Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah merokok, risiko psoriasis 37 persen lebih tinggi pada mantan perokok dan 78 persen lebih tinggi pada perokok yang masih aktif merokok.
Para peneliti juga menemukan bahwa paparan asap rokok secara pasif selama kehamilan atau pada anak-anak dikaitkan dengan peningkatan risiko psoriasis. Jadi risiko psoriasis meningkat dengan lama, intensitas dan jumlah rokok yang dihisap dan risiko menurun dengan peningkatan lama waktu berhenti merokok.
Hasil studi yang telah dipublikasikan di American Journal of Medicine ini juga menemukan bahwa pasien psoriasis yang juga perokok, akan menderita psoriasis yang lebih berat.
Diperkirakan bahwa toksin dalam asap rokok dapat mempengaruhi sistem imun yang dikaitkan dengan psoriasis. Berhenti merokok dapat menurunkan kadar rokok yang menyebabkan inflamasi dalam tubuh dengan menurunkan kadar sel imun dalam sirkulasi. Menurut Dr. Hyon Choi, ketua peneliti, berhenti merokok juga menyebabkan outcome klinis secara keseluruhan lebih baik pada pasien psoriasis, yang sering menderita penyakit lain. Oleh karena itu, pasien psoriasis direkomendasikan untuk berhenti merokok demi kesehatan secara umum dan untuk membantu mengurangi gejala psoriasisnya. (ITOK)
Ditulis dalam Dampak Kesehatan Merokok |
Perokok Aktif Bunuh 200 Ribu Perokok Pasif Dalam Satu Tahun
Posted by duniatanparokok pada Januari 30, 2008
700 Juta Anak – anak Alami Gangguan Kesehatan
Seorang perokok aktif membunuh 200 ribu orang perokok pasif dalam satu tahun. Sungguh angka fantastik yang sangat mengerikan. Tapi inilah kesimpulan yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Nasional dalam memperingati Hari Tanpa Rokok, pada tanggal 31 Mei 2007 yang lalu.
Laporan WHO tahun ini menjelaskan bagaimana fokus penelitian adalah dampak membahayakan asap rokok yang dihisap oleh orang yang tidak merokok dalam ruangan tertutup.
Laporan ini diiringi juga dengan angka dan lokasi, beserta berbagai informasi yang membantah klaim penolakan para perokok bila mereka dianggap mengganggu hak hidup orang lain. Juga dengan menjelaskan bagaimana kondisi perokok di berbagai negara berbeda serta penjelasan ancaman kesehatan yang parah bagi perokok pasif di tempat tertutup.
Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok). Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.
Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di US WHO menghimbau agar dikeluarkan undang undang larangan merokok di tempat tertutup dan di tempat umum. Lokasi tertutup dan tempat umum diharapkan 100% bersih sama sekali dari asap rokok. Larangan seperti ini, juga dianjurkan agar disertai dengan tahap penyadaran masyarakat khusus agar para perokok pasif mengerti bagaimana dampak kesehatan yang bakal mereka terima akibat berada di satu ruangan dengan perokok aktif. Terlebih bila perokok itu adalah penghuni rumah sendiri.
Di antara kenyataan menyedihkan yang disodorkan laporan tersebut adalah, separuh anak-anak dunia, atau sekitar 700 juta anak mengalami gangguan kesehatan lantaran menjadi perokok pasif. Kebanyakan, penderitaan mereka disebabkan dari dalam rumah mereka sendiri karena jelas yang paling bertanggung jawab dan paling dekat dengan mereka adalah orang tua mereka sendiri di dalam rumah.
Derita anak-anak dan para perokok pasif adalah karena mereka menghisap 4000 bahan kimiawi yang ada dalam asap rokok. Di antaranya adalah 50 materi kimiawi yang sudah terkenal bisa menyebabkan kanker. Ditambah lagi, asap rokok yang dihisap perokok pasif bisa menyebabkan penjakit paru-paru, jantung dan sejumlah penyakit pernafasan yang bahkan bisa membawa kematian.
Seorang perokok aktif membunuh 200 ribu orang perokok pasif dalam satu tahun. Sungguh angka fantastik yang sangat mengerikan. Tapi inilah kesimpulan yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Nasional dalam memperingati Hari Tanpa Rokok, pada tanggal 31 Mei 2007 yang lalu.
Laporan WHO tahun ini menjelaskan bagaimana fokus penelitian adalah dampak membahayakan asap rokok yang dihisap oleh orang yang tidak merokok dalam ruangan tertutup.
Laporan ini diiringi juga dengan angka dan lokasi, beserta berbagai informasi yang membantah klaim penolakan para perokok bila mereka dianggap mengganggu hak hidup orang lain. Juga dengan menjelaskan bagaimana kondisi perokok di berbagai negara berbeda serta penjelasan ancaman kesehatan yang parah bagi perokok pasif di tempat tertutup.
Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok). Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.
Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di US WHO menghimbau agar dikeluarkan undang undang larangan merokok di tempat tertutup dan di tempat umum. Lokasi tertutup dan tempat umum diharapkan 100% bersih sama sekali dari asap rokok. Larangan seperti ini, juga dianjurkan agar disertai dengan tahap penyadaran masyarakat khusus agar para perokok pasif mengerti bagaimana dampak kesehatan yang bakal mereka terima akibat berada di satu ruangan dengan perokok aktif. Terlebih bila perokok itu adalah penghuni rumah sendiri.
Di antara kenyataan menyedihkan yang disodorkan laporan tersebut adalah, separuh anak-anak dunia, atau sekitar 700 juta anak mengalami gangguan kesehatan lantaran menjadi perokok pasif. Kebanyakan, penderitaan mereka disebabkan dari dalam rumah mereka sendiri karena jelas yang paling bertanggung jawab dan paling dekat dengan mereka adalah orang tua mereka sendiri di dalam rumah.
Derita anak-anak dan para perokok pasif adalah karena mereka menghisap 4000 bahan kimiawi yang ada dalam asap rokok. Di antaranya adalah 50 materi kimiawi yang sudah terkenal bisa menyebabkan kanker. Ditambah lagi, asap rokok yang dihisap perokok pasif bisa menyebabkan penjakit paru-paru, jantung dan sejumlah penyakit pernafasan yang bahkan bisa membawa kematian.
Ditulis dalam Dampak Kesehatan Merokok
Bahaya Rokok Pada Bayi Anda
Posted by duniatanparokok pada Januari 21, 2008
700 Juta Anak didunia Terkena Polusi Asap RokokKalau seseorang merokok, itu berarti dia hanya mengisap asap rokoknya sekitar 15 persen saja, sementara yang 85 persen lainnya dilepaskan untuk diisap para perokok pasif. WHO, badan kesehatan dunia, bahkan memperkirakan hampir sekitar 700 juta anak atau sekitar setengah dari seluruh anak di dunia ini, termasuk bayi yang masih menyusu pada ibunya, terpaksa mengisap udara yang terpolusi asap rokok.
Ironisnya, hal itu justru terjadi lebih banyak di dalam rumah mereka sendiri. Nikotin yang ada dalam rokok terserap dengan cepat dari saluran pernapasan ke aliran pembuluh darah ibu dan langsung ditransfer ke ASI dengan cara difusi. Jika ada orang luar yang merokok di dekat bayi, maka selain nikotin terserap dari ASI ibu yang terpapar asap rokok, juga diserap langsung melalui pernapasan (udara) si kecil.
Nikotin bersama dengan ribuan bahan beracun asap rokok lainnya masuk ke saluran pernapasan bayi. Nikotin yang terhirup melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan berakumulasi di tubuh bayi dan membahayakan kesehatan si kecil. Bukan hanya itu. Nikotin ternyata juga dapat mengubah rasa ASI, dan membahayakan kesehatan bayi. Biasanya, bayi akan rewel dan menolak menyusu jika ibunya baru merokok atau menghirup asap rokok. Akibat gangguan asap rokok pada bayi antara lain adalah muntah, diare, kolik, denyut jantung meningkat, dan lain-lain.
Penelitian di Santiago, Chili, menunjukkan bahwa asap rokok yang terhirup oleh ibu menyusui dapat menghambat produksi ASI. Dalam waktu tiga bulan, terlihat berat badan bayi dari ibu yang perokok atau menghirup asap rokok, juga tidak menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Asap rokok yang terpaksa diisap perokok pasif, ternyata mempunyai kandungan bahan kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap rokok yang diisap oleh si perokok. Hal ini karena ketika rokok sedang diisap, tembakau terbakar pada temperatur lebih rendah. Kondisi ini membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan banyak bahan kimia.
Asap rokok itu sendiri mengandung sekitar 3.000-an bahan kimia beracun, 43 di antaranya jelas-jelas bersifat karsinogen (penyebab kanker). Tak heran jika pengaruh asap rokok pada perokok pasif itu tiga kali lebih buruk daripada debu batu bara.
Berbagai penelitian membuktikan asap rokok yang ditebarkan orang lain, imbasnya bisa menyebabkan berbagai penyakit, bukan saja pada orang dewasa, tapi terutama pada bayi dan anak-anak. Mulai dari aneka gangguan pernapasan pada bayi, infeksi paru dan telinga, gangguan pertumbuhan, sampai kolik (gangguan pada saluran pencernaan bayi). Oleh karena itu, jangan ambil risiko. Hindarkan buah hati anda dan anda sendiri dari asap rokok, dimana saja anda berada. (yz)
Sumber : www.perempuan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar